Selama ini aku telah menyembunyikannya. Tak seorangpun
mengetahui tentang hal ini. Sudah lama sekali semenjak aku menyentuh benda aneh
itu. Kubus raksasa, Berapi – api lalu padam. Aku selalu menjadi orang yang
penasaran. Rasa takut tidak pernah menguasaiku karena, itu tidak nyata. Kupikir
itu adalah senjata yang dikirim Rusia dan jatuh atau mungkin sengaja dilepaskan
dari kapal induk atau sejenisnya. Tak puas untuk membuang waktuku, aku
mendekatinya dan kulihat di bagian tengah benda terdapat tulisan yang tak bisa
kumengerti. Sempat terpikirkan olehku untuk memanggil ayah dan bertanya apa
maksud tulisan itu, tapi aku memiliki firasat benda ini akan menjadi sasaran
pemerintah. Persatuan yang tak pernah pantas untuk menjadi pemimpin, karena
rakyat nyatanya adalah budak. Aku sangat kesal. Lebih pantas dunia ini dipenuhi
liberalisme. Hak kekuasaan akan kita rasakan secara individu tanpa hakim
ataupun politik. Belum lagi masalah atau isu yang nantinya ditimbulkan benda
asing ini. Jadi kuputuskan untuk melihat ke sisi lain kubus. Kutemukan sebuah
lubang. Itu bisa menjadi pintu untuk memasukinya dan melihat apa yang ada di
dalam. Untungnya benda ini mendarat jatuh di tempat yang rimbun dan luas. 2
kilometer bersepeda dari rumahku untuk sampai di sini. Aku bertanya – tanya,
bagaimana bisa benda ini tidak menimbulkan suara dahsyat ataupun kerusakan
selebar 15 meter atau lebih? Aku memperkirakan semua ini hanya seluas 3 meter. Hutan
ini menjadi tempat merenungku semenjak orang tuaku bermasalah. Ibuku yang tak
pernah mengerti perjuangan ayah selalu meminta uang untuk hal – hal yang tidak
pernah dibutuhkan selain bagi ibu sendiri. Aku kesal dan pergi ke hutan ini. Rasanya
seperti dongeng. Hutan ini seakan selalu menyambutku dengan angin sejuk. Suara –
suara alam dan hewan – hewan datang di hadapanku untuk menemaniku. Tapi kali
ini, hutan tidak tampak untuk memberikanku kubus besar ini. Aku memasukinya dan
aku temukan seseorang berbaring di bawah alat pengendali semacam komputer
raksasa yang belum pernah kutemui di bumi. Sosok yang terbaring itu sangat
panjang. kebanyakan Manusia di masa modern ini hanya setinggi 180 sentimeter. Tetapi
sosok ini terlihat sepanjang 2 meter lebih dan memakai pakaian elastis dengan
motif luar biasa. Aku tidak pernah percaya akan fiksi makhluk luar angkasa. Manusia
dicuri dan diambil untuk percobaan biologis makhluk asing. Lalu muncul kabar
bahwa mereka tidak pernah kembali. Manusia bereksperimen dengan hewan. Tetapi ada
makhluk lain secara rahasia sedang mengamati kita. Kuanggap semua itu adalah
omong kosong. Sekedar imajinasi manusia. Lalu aku menyadari apa sebenarnya
kubus ini dan siapa sosok besar itu. Aku mencoba melakukan hal yang sama ketika
seorang manusia tidak sadarkan diri atau pingsan. Aku membalikkan tubuhnya. Aku
sangat terkejut ketika melihat wajah sosok itu. Mereka sama seperti manusia. Mata,
hidung, mulut, telinga, dan rambut. Tetapi pada saat yang bersamaan aku juga
takut. Makhluk ini memiliki kulit berwarna biru.
Dan diwajahnya terpampang otot
– otot yang dilindungi lapisan kulit luar yang transparan. Kesimpulan, biru dan
transparan. Seperti air laut. Aku berusaha membangunkannya. Tiba – tiba sebuah
tangan memegang pergelangan tanganku dan setelah itu aku tidak tau apa yang
sudah terjadi. Aku terbangun dan aku melihat lemari kamarku. Aku beranjak dan
pergi ke dapur untuk mengambil pizza keju di lemari pendingin. Selama 2 jam aku
tidak ingat apa yang terjadi. Hingga aku pergi ke kamar mandi dan mendapati hal aneh.
Rasanya masih sangat aneh. Semuanya terjadi begitu saja. Seperti seberkas cahaya yang lewat. Aku bahkan tidak sadar sepenuhnya. Semua terasa seperti mimpi. Tapi jika memang itu adalah mimpi pasti aku sudah bangun di pagi hari ataupun di siang bolong. Aku memutuskan untuk pergi ke hutan setelah mendengar ibuku menuntut ayah uang. Aku sudah tidak tahan. Maka pagi itu juga aku mengambil sepedaku dan mengayuh dengan kencang hingga sampai ke hutan.
Sepertinya aku masih dalam keadaan setengah sadar. mataku masih memandang sekitar dengan remang - remang. Udara Di Sekitar ruangan kamarku terasa sejuk. Jendela kamarku terbuka lebar, aku bisa mendengar hembusan angin datang. Tapi ada satu hal yang tidak kusadari. Kejadian itu bukan mimpi. Hingga aku beranjaj dan pergi ke kamar mandi. Aku melihat ibu menyapu ruang tamu. Sepertinya ia sudah lelah dengan uang di pikirannya. Aku membuka pintu kamar mandi dan aku baru sadar bahwa hari sudah sore. Aku mengambil segayung air dan membasuh badanku dengannya. Hal yang pertama aku curigai adalah air di kamar mandi tidak terserap ke tempat yang lebih rendah. Mereka tetap berada di sekitar kakiku sampai banjir lokal ada di kamar mandiku. Aku berpikir untuk memanggil ibu tetapi aku rasa percuma. Aku bisa mengatasinya dengan membuka lubang air siapa tau ada yang tersumbat tetapi ternyata aku salah. Air itu tidak akan mau pergi. Kuputudkan untuk keluar kamar mandi dan memanggil ibu.
Sampai di ruang tamu, ibu duduk di sofa sambil menonton tv sampai aku berada tepat di sampingnya dan dia tidak akan pernah memaafkanku atas kejadian ini.
"Ibu....."
"Ada apa? Matikan kerannya. Biaya air mahal sekarang"
"Sepertinya lubang airnya bermasalah bu. Airnya terus menggenang dan tidak mau pergi"
ibu beranjak dari sofa dan Kaget!
Matanya sperti akan keluar dari wajahnya dan mulutnya berbentuk O sempurna. Pertama aku tidak mengerti trtapi stelah ia mengarahkan pandangan marahnya ke arah wajahku, aku baru sadar.
Semuanya terasa seperti membeku dalam sekejap. Tidak ada yang bergerak. Tatapan terkejut ibu menjadi alasan pertamaku untuk peristiwa ini. Ia tak pernah menunjukkan ekspresi yang menurutku cukup lucu di keadaan yang tidak normal seperti ini. Matanya terbuka lebar sebesar hampir 3 cm. Tidak bisa kubayangkan apabila bola matanya berjalan keluar dan loncat dari tengkoraknya. Suara aliran air juga tidak terdengar di telingaku. Apakah otak manusia memang diatur untuk melihat sekitar dalam keadaan konyol seperti ini? Waktu berhenti. Aku masih harus berpikir panjang sebelum menyadari apa yang terjadi.
Aku salah. Tidak ada yang salah dengan lubang air di kamar mandi. Air selalu turun ke tempat yang lebih rendah selama ini. Hanya saja aku merasa bahwa ada sesuatu yang menahannya. Sesuatu yang lebih kuat dari gravitasi. Sesuatu yang bagiku seperti di film FiksI. Sesuatu yang terpapar dalam diriku. Aku bisa mengendalikan air.
Semua air itu tumpah ke arahku. Aku bahkan tidak tau bahwa kran air menyala tapi bak mandi tidak terisi penuh. Kamar mandi tergenang air yang cukup tinggi. Aku ke ruang tamu meminta tolong ibu tapi ia hampir kehilangan 2 bola matanya karena semua air itu aku alihkan ke ruang tamu dan hasilnya adalah Basah semua. Aku harus bertindak sebelum semuanya menjadi makin aneh. Aku menerima omelan ibuku untuk segera mengepel ruang tamu dan kembali mandi sementara ia memeriksa lubang air kamar mandi.
Aku selesai mandi. Aku masih merasa pusing sekali. KeanEhan yang aku miliki ini tidak pernah kusangka akan kudapatkan. Aku menjadi takut untuk mengikuti kegiatan belajar besok. Sekolah mengadakan acara ke tempat megah di Kota yaitu aquarium. Ya Tuhan kenapa ini terjadi kepadaku. Aku merasa ini mimpi tapi di lain sisi tubuhku gemetar setengah mati. Kekuatan ini nyata. Tapi aku belum siap. Yaampun... kalau ini mimpi cepat seseorang di rumah bangunkan aku.
-Esok hari-
sial!!
Kelakuanku semakin menjadi jadi. Aku tidak percaya aku masih merasakannya. sebenarnya benda apa yang kusentuh waktu itu?
Ini bukan lagi sebuah mimpi. Ini realita.
aku tidak punya waktu untuk berpikir panjang, aku sudah hampir terlambat pergi ke aquarium.
Aku takut. Aku harus bisa mengontrol kekuatanku. Kalau tidak, kemungkinan besar seisi aquarium akan Lepas dan wisatawan bisa tewas.
apalagi yang aku pikirkan?! Sudahlah. Aku berangkat.